APAKAH INI YANG DISEBUT
MENGAJAR DENGAN CINTA DAN BERAKHLAK MULIA?
Idealismeku menjadi guru
Sejak kecil aku beruta-ita ingin menjadi guru, meskipun aku bukan berasal dari keluarga guru. Tapi keinginnku menjadi guru sangat kuat karena yang ada dibenaku jadi guru itu pekerjanya adalah berhadapan denagn manusia, atau dengan kata lain guru itu ‘membentuk manusia’.Dari manusia kecil itu guru akan membantu perkembangan jiwa dan pikirnya kearah yang lebih baik.Sehingga menjadi manusia dewasa yang tidak saja pandaiilmu akademik tetapi yang lebih penting dan utama adalah berakhlak mulia. Guru apapun itu, bukan saja guru agama atau guru Pkn. Namun semakin kesini idealisme yang aku yakini semakin bergeser dan semakin jauh bergerer ke arah pemaksaan ‘segebok’ keinginan orang dewasa terhadap peserta didik.
Kurikulum oh kurikulum !
Karena aku seorang guru bahasa Ingris SMP jadi aku memandang ini dari prespekif pendidikan yang ada di SMP. Mari kita lihat kurikulun utuk jenjang pendidikan SMP, kurikulum yang menurutku terlalu sarat muatan dan pemaksaan kepentingan orang dewasa terhadap anak. Bagaimana tidak dalam satu minggu seorang siswa dihadapkan pada minimal sepuluh mata pelajaran yang antara lain adalah; Pendidikan Agama, Pkn, Bahasa Indonesia, Olah raga, Bahasa Inggris, Matematika, IPA( Biologi, Fisika), IPS (Ekonomi, Geografi, Sejarah), SBK, Bahasa Daerh dan muatan lokal yang lain. Disekolah tempat aku mengajar mata pelajaran itu belum cukup masih ditambah lagi dengan mata pelajaran, Sejarh Islam , Akhlak hadist, Islamic practices, Agribisnis. Ditambah dengan adanya tuntutan KKM dari masing-masing mata pelajaran tersebut, yang mana kadang-kadang,bahkan sering, penentuan KKM itu tidak didasarkan atas kemampuan siswa tetapi atas pertimbangan prestise sekolah. Itu sangat memberatkan siswa, sehingga sekolah menjadi tidak nyaman lagi. Terutama bagi seorang anak yang memiliki gaya belajar berbeda dari pada umumya. Aku sangat merasakan itu karena aku juga seorang ibu yang memiliki putri yang sedang duduk dibangku SMP . Kebetulan aku mengajar di sekolah berasrama, Islamic Boarding School, dimana anaku juga bersekolah disitu, Jadi aku ikut merasakan betapa berat beban mereka. Berangkat dari fakta diatas mau tudak mau aku harus mengajar dengan hati dan cinta
Ada dua hal yang akan aku tuangkan dalam tulisanku kali ini. Yang pertama adalah peranku sebgai guru di sekolah ini dan yang kedua adalah peranku sebagai orang tua yang memiliki anak special yang sekolah disekolah ini.
Mengapa aku harus mengajar dengan cinta?
Peranku sebagai guru bahasa Inggris disekolah ini menghadapi tantangan yang tidak mudah, selain paparan beratnya tuntutan kurikulum diatas masih banyak faktor-faktor yang membuat pekerjaanku semakin menantang. Yang pertama aku harus menghadapi kondisi kemampuan akademik siswa yang sangat variatif, dari yang level sangat bagus sampai ke level yang sangat rendah. Hal itu karena sistem rekruitmen siswa baru yang tidak melihat nilai akademik calon siswa, kemampuan akademik sepertiapapun bisa masuk. Sesuai dengan motto awal pendirian sekolah ini yaitu from zero to hero , Aku sangat setuju dengan pemikiran ini, menurutku semua sekolah harus ber moto from zero to hero.itulah fungsinya sekolah. Kalau semua sekolah meyeleksi kemampuan akdemis calon siswa dan meloloskan yang berkemampuan bagus saja, lalu anak bangsa yang berkemampuan akademis rendah dikemanakan ?.Faktor berikutnya yang lebih menantang adalah siswa disekolah ini dipisah antara putra dan putri. Itu belum cukup, masih ada lagi tantangan yang lebih seru, yaitu kondisi psikologi siswa yang harus terpisah dengan orang tua dan kenyamanan rumah. Yang terakhir namun yang sangat berpengaruh adalah kondisi siswa yang sering dilanda kantuk karena mereka harus selalu bangun jam tiga didnihari untuk sholat tahajud dan tidur larut malam. Kelima faktor diatas sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar mengajar dikelas. Untuk itu tiada kiat lain selain mendidik dengan hati dan cinta. Strategi penyajian pembelajaran pun harus disesuaikan dengan kondisi siswa. Sebagai guru aku tidak bisa menuntut siswa kondisi siap belajar , tetapi aku harus memahami kondisi mereka dan membawa mereka kesituasi yang aku harapkan un tuk sebuah kegiatan pembelajaran. Aku menetapkan beberapa sarat pada tiap pertmuan minimal sebagai berikut;
(1) Target kurikulum bukan segalanya, Aku tidak memaksakan siswa mencapai KKM dengan caraku, melainkan dengan cara siswa. Aku tawarkan beberapa hal yang bisa mereka lakukan untuk menyelesikan beban kurikulum tersebut sesuai dengan gaya belajar mereka, dengan mempertimbangkan hasil MIR mereka semaksimal mungkin.
(2) Kegiatan belajar mengajar yang tidak monoton. Variasi tehnik penyajian materi disesuaikan dengan kondisi siswa, akibatnya dalam RPP harus mengandung plan A, plan B, bahkan plan C.
(3) Bahan ajar dihadirkan dalam bentuk sesederhana mungkin dengan bantuan media pembelajaran yang variatif dan kegiatan yang interktif antar siswa.
(4) Last but not least, yaitu akhlak mulia tidak bisa ditawar. Menurutku tidak semua anak harus berhasil mencapai target kurikulum yang aku inginkan, tetapi tidak satupun ada siswa yang tidaak berakhlak mulia yang lolos dari perhatianku, khususnya selama KBM berlangsung. Dengan kata lain nilai kompetensi pengetahuan boleh jelek, tetapi nilai sikap harus bagus.(sebenarnya kurikulum 2013 itu sangat bagus untuk menjaga akhlak mulia siswa di tangan guru yang tepat) Tetapi bila guru tersebut cita cita awalnya jadi pilot, akan mengeluh menghadapi kurikulum 2013. Menurutku K.13 itu menjawab tantangan global dan tidak merepotkan guru bila laporan perkembangan belajar siswa dilakukan tiap bulan atau tiap minggu.
Aku mencoba mengajar dengan cinta
Berikut sekelumit contoh pengalaman mengajarku dikelas bersama mereka.
Penyajian teks diskritif kelas VIII putri. Sebelum masuk kelas sebagai mana guru yang lain aku mempersiapka RPP dalam bentuk hard copy dan setumpuk handout yang siap disajikan (mendiskripsikan orang terkenal), plam B dan Plan C siap di lap top dan di otak. Setelah masuk kelas ternyata situasi dan kondisi siswa jauh dari yang aku harapkan,(90% siswa mengantuk, semua kepala ditaruh di meja, karena malam sebelumnya ada pelanggaran yang dilakukan oleh seorang siswa yang membuat Bu Nyai harus memberi hukuman dan nasehat serta ceramahnya jadi sangat panjang ) jadi plan A tidak bisa dijalankan. Kalimat pertama ku untuk membuka pelajaran adalah “Good morning students, you look so sleepy today, did you sleep late last night” mereka menjawab “yeeeess....”dengan nada yang hampir tertidur, bila tidak mengajar denga cinta aku akan marah dan menyuruh mereka keluar cuci muka. Bila itu ku lakukan pasti mereka akan keluar dan cuci muka tapi ketika mereka kembali dengan hati tidak rela untuk mengikuti aktivitas yang akan aku berikan. Maka aku memilih tidak melakukan itu. Aku memilih menanyakan kenapa mengantuk dan memberikan waktu 10 menit untuk mendengar keluhan mereka ( Kita kan tidak salah ustadzah, yang salah itu si A kenapa kita ikut-iutan dimarahi dan bla..bla..bla..bla..) “ Ok, do you want to study or play game?. Kata ‘game’ membuat mata mereka sedikit terbuka dan kepala mulai terangkat dari meja disertai jawaban serentak yang sedikit lebih bersemangat “play game”. “ Ok, you may play game if you can answer my riddle” mendengar kata tebak-tebakan mereka semakin terbangun” what has four legs and flies? . Rasa kantuk sudah kelihatan hilang sama sekli terbukti denga cara mereka menjawab ‘ridlle’ yang aku lemparkan. “ Flying horse”, “ Sakti cat”, “ Ajaib Cow” berbagai jawaban ‘ngaco’ mereka lontarkan dengan semangat, setelah sekian jawaban tidak ada yang berhasil dan mereka merengek minta diberi tahu jawabanya apa, giliranku yang jual mahal sekarang. “Do you just want to know or really...really...really want to know the answer ?” dengan gaya agak bercanda dan menggoda, mereka semakin gemas dan lupa akan rasa kantuk yang tadinya mendera hebat. Mereka semakin gemas dan protes berat ketika aku tunjukan jawabanya. Suasana sudah kondusif untuk belajar, aku memang kehilangan sekitar 20 menit, tapi aku memenagkan hati mereka. Selanjutnya aku tidak mengatakan bahwa acara ‘game is over now let’s start to study’ itu kan menodai kegembiraan mereka.”Do you want more?”. “Yeeesss...” , tulisan nya sama denga ‘yes’ yang sebelumya tetapi aku yakin anda pasti merasakan perbedaan suara”yes”
itu, betul ‘yes’ yang kali ini sangat kencang dan bersemangat. Aku iyakan kemauan mereka. Aku beri mereka waktu untuk keluar sebentar (2 menit), cuci muka, kekamar kecil atau sekedar melemaskan kaki sambil menunggu LCD menyala, bila kembali ke dalam kelas terlambat ‘game is over’ . Sementara itu aku mencari plan B yang ada di lap top dan memodifikasi nya sedikit. Berikut aku tampilkan gambar santri putra yang jdi idola hampir seluruh santri putri dengan wajah tertutup. Begitu mereka kembali kita lanjutkan acara tebak-tebaakn kita . Mereka bersemangat mendngarkan diskripsi yang aku ucapkan setelah beberapa kalimat yang menunjukan diskripsi fisik santri putra tersebut akhirnya salah satu dari mereka berhasil menyebut namanya. Dia bangga karena berhasil memecahkan tebakanku sekaligus malu- malu kucing karena digoda teman-temannya karena mengenal dia dengan baik yang mereka artikan naksir santri putra tersebut.(malu tapi mau nih ye..) Suasana pun semakin ceria, aku lanjutkan dengan 2 gambar santri putra populer lainya. Setelah waktu yang 80 menit itu tersisa 30 menit aku berikan handout plan A, yaitu gambar orang terkenal ( Obama, Jokowi, Justin beiber, Fatin Sidqia, Albert Einstein, Kyai Hamid, Ning Widad, Gus Amak, Foto ku Sendiri) Aku berikan 1 gambar untuk satu kelpmpok yang terdiri dari 3 orang (jumlah siswa 27). Mereka harus merahasiakan gambar mereka dari kelompok lain, jadi mereka boleh pergi keluar disekitar kelas untuk jauh dari kelompok lain dalam kegiatan menuliskan diskrpsi gambar tersebut. Aku berada diantara mereka membantu kesulitan mereka sambil mengamati tingkah laku mereka yang berkaitan dengan akhlak mulia. Setelah 10 menit mereka kembali kedalam kelas dan memberi kesempatan pada tiap-tiap kelompok untk mendiskripsikan siapa yang ada didalm gambar tersebut. Bila gambar berhasil ditebak, elompok penyaji dan penebak mendapatkan poin. Setelah semua gambar selesi didiskripsikan ( 10 menit) pengumuman kelompok terbanyak meraih poin diumumkan dan diberikan reward, kelompok lain semua terima reward atas pretasinya masing -masing; kelompo terkompak, kelompok tercepat selesai menulis diskripsi, kelompok paling pintar memilih tempat strategis untuk menjauh dari kelompok lain, kelompok paling banyak menulis diskripsi, kelompo paling sedikit menulis diskripsi tetapi gambarnya terjawab, kelompok paling bagus presentasi didepan kelas, kelompok paling mandiri, kelompok paling bagus tulisanya. Jadi kesembilan kelompo mendapatkan hadiah masing-masing 3 buah snack MOMOGI(@ rp 500). Setelah pembagian reward mereka kuizinkan menikmati snack(tetap jaga keberihan) sambil menuliskan refleksi pelajaran hari ini (5 menit terakhir), kelas ditutup dengan bacaan hamdalah atas perolongan Allah Kita berhasil melawan kantuk. Itulah saat-saat 80 menit ku dikelas yang sangat aku rindukan dan membuatku bahagia.
Hal penting yang aku pelajari dari sekelumit kegiatan sederhana diatas adalah ketika aku tidak memaksakan diri untuk menyajikan materi pembelajaran pada siswa yang tidak siap atas dasar kasih sayang dan keikhlasann maka Allah memberiku lebih dari yang aku inginkan. Apakah itu? Pertama materi yang aku inginkan tersampaikan akhirnya terselesaikan, aku belajar menjadi guru yng berakhlak
sekaligus mengajak murid- muridku belajar menerapkan akhlak mulia dengan cara yang tanpa mereka sadari. Sehingga aku ingin setiap pembelajran ada tantangan karena dengan begitu aku dipaksa untuk terus belajar sambil
mengajar.
Aku belajar menjadi ibu yang mencintai anak specialnya
Selanjutnya aku ingin berbagi pengalamanku sebagai orang tua yang dianugrahi Allah anak sangat special (Aku punya 3 orang anak 2 putra 17 dan 19 tahun, SMA kelas 3 dan Mahasisa, seorang putri 13 tahun yang duduk di kelas 8 di SMP dimana aku mengajar, yang terakhir ini sangat special). Karena putriku yang satu ini mengalami kesulitan memahami bahasa tulis dan alergi terhadap angka, maka aku meyediakn waktu setiap malam datang ke asrama untuk membantunya belajar. Ada dua orang anak lain yang memiliki kasus serupa dengan putriku ini. Karena waktu belajar mereka adalah jam 20.30 s/d 21.30, dimana kondisi itu kondisi yang sangat kritis, seperti yang telah ku paparkan diatas, waktu tidur yang sangat terbatas, sebagai oang tua bagi ketiga siswa tersebut aku harus menemukan beribu cara untuk membuat mereka mau belajar. Pertama aku ceritakan kepada mereka bahwa mereka berbeda deng anak-anak yang lain, jadi saat kita belajar anak lain boleh bermain karena mereka tidak punya hambatan dalam belajar, membuat mereka sadar bahwa mereka butuh belajar lebih banyak. Ketika mereka sudah menyadari posisinya bukan berarti kegiatan belajar bisa dimulai, rasa kantuk mereka harus diusir dulu, biasanya aku membawa kucing kesayangan anaku, kita bermain menangkap kucing dulu yang berhasil menangkap kucing boleh memilih materi yang akan dipelajari, misalnya pelajaran IPA aku siapkan tiga pembagian materi, setelah memilih materi aku beri waktu 15 menit membaca isi materi tersebut. Selanjunya aku beri pertanyaan tentang isi materi, aku catat pertanyaan yang tidak terjawab, Pertanyaan yang tidak terjawab aku berikan jawabanya dan menyuruhnya untk membacanya lagi sementara ku datang ke si B dua si C, aku lakukan hal yang sama. Setelah itu aku suruh satu persatu untuk berdiri idepanku dan dua teman lainya untuk menjelaskan apa yang telah dia pelajari. 15menit terakhir aku beri pertanyaan yang sama tentang ketiga materi tersebut. Aku catat pertanyaan mana yang tidak bisa mereka jawab. Kegiatan belajr berakhir sampai disini dengan kata penutup, tidak harus bisa menjawab semua pertanyaan, materi pelajaran di fahami sedikit demi sedikit. Alhamdilillah malam ini si A mampu menjelaskan 30% dari materi yang diminta oleh guru IPA tidak apa-apa besok ditambah lagi. Begitu juga si B dan si C (anaku sendiri). Pertemuan selanjutnya diulang lagi materi yang kemarin dan dilanjutkan dengan materi yang pertemuan sebelumnya masih belum berhasil ditaklukkan. Pada pertemuan kedua kita awali dengan pertanyaan ‘materiapa yang kemarin belum berhasil kita taklukan?’ Ayo dipilih kali ini mau menaklukkan yang mana? Biarkan mereka memilih yang mereka suka. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penaklukan, aku tawarkan dulu dengan cara apa menaklukanya ? Membaca sambil menghafal, menulis ulang sambil menghafal atau aku yang membacakan? Mereka pilih masing-masing satu cara aku menunggui dan membantu kesulitan mereka. Untuk pelajaran matematika aku belajar tentang materi yang sedang diajarkan pada guru matematika. Bila mereka sudah jenuh dan kelihatan tidak mau belajar maka acara belajar diganti dengan acara curhat yang ditengahnya diselingi satu atau dua pertanyaan.Tidak jarang aku menelpon suamiku untuk membelikan martabak atau apalah untuk dinikmati bersama sambil curhat. Dalam curhat aku selalu menyusupkan bahwa tidak semua orang itu pintar ada orang yang oleh Allah dikaruniai kemampian IQ yang sedang-sedang saja seperti kalian bertiga ini, tetapi itu bukan berarti kalian berada lebih randah dari yang lain, Allah memberikan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh anak-anak lain yang memiliki IQ tinggi. Satu persatu aku tunjukan kelebihan mereka , dengan harapan orang tua mereka memiliki prespektif yang sama tentang anak mereka, hal ini membuat mereka semakin hari semakin semangat dan fokus dalam belajar. Hal ini didukung denga nilai ulangan mereka mulai merangkak naik walaupun sangat pelan sekali. Yang sangat membahagiakan aku adalah mereka sudah bisa merasakan nikmatnya belajar. Alhamdulillah. Aku dampingi mereka belajar sudah hampir sa tu tahun setengan.
Bahan renungan ku dan kawan-kawan guruku
Menurutku apapun kurikulumnya semua kembali pada guru yang menyajikan kurikulum itu dihadapn siswa, sebaik apapun kurikulumnya, sebagus apapun kondisi dan fasilitas belajar, bila disajikan oleh guru yang tidak ‘berakhlak mulia’ maka sia-sia lah kurikulum yang bagus, dan daya dukung yang memadai itu, sebaliknya kurikulum yang tidak sempurna dan situasi serta kondisi belajar yang tidak memadai ditangan guru yang berahklak dan penuh cinta , akan menghasilkan proses pembelajaran yang sangat berharga. Wahai semua guru di negeri tercinta ini mari kita berlomba -lomba menciptakan proses pembelajaran yang sangat berharga baik bagi kita maupun bagi anak didik kita, karena itulah jihat kitasebagai seorang guru. Bila kita semua kompak menjaga akhlak mulia dengan cara sederhana, tidak ngetop, tidak dilihat siapa-siapa, tapi kita kerjakan dengan tulus ikhlas insyaallah koruptor digenerasi mendatang akan semakin berkurang. Amin!
Pesan moral ku
‘Jangan marah bila nilai anak atau murid anda dibawah KKM, tetapi marahlah bila anak atau murid anda meraih nilai bagus hasil nyonetk dan tidak mengakuinya’
Artikel ini diikut sertakan dalam lomba menulis guru dan orang tua dengan tema ‘Saat Aku Jatuh Cinta’ Mendidikdngan keteladanan dan cinta yang diselenggarakan oleh www.sekolah-akhlak.com dan http://motivatorkreatif.wordpress.com serta Komunitas Guru Inspiratif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar